Dzulfikar Rezky - Sarjana Hukum
Dzulfikar Rezky - Gank
Dzulfikar Rezky - Action
Dzulfikar Rezky - Attauhaj
Selasa, 26 November 2013
ANAK ADAM DI BAGI 8 GOLONGAN
ANAK
ADAM DI BAGI 8 GOLONGAN
> Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan kami
menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai suatu fitnah( ujian ) dan
hanya kepada kamilah kalian akan dikembalikan
(Al – Anbiya : 35)
(Al – Anbiya : 35)
> Dimana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati
kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (An –
Nisa’ : 78)
- “ Anak Adam( Manusia ), dibagi menjadi 8 golongan “, dan diantara 8 golongan itu ada 4 golongan yang dapat memasuki surga :
1.
Murah senyum dan
wajahnya tampak cerah ( Afsussalam
Baenakum : Tebarkanlah salam diantara
kamu )
2.
Lisanun Fasih ( Pembicaraanya baik, jujur, mendamaikan
sesama )
3.
Hatinya selalu
bersih ( Bertawakal kepada Allah
dimanapun berada )
4.
Tangannya sering
memberi / Amal & Shodaqoh ( Orang
yang sering beramal maka akan dekat dengan Allah SWT ).
Jika kita melakukannya, maka niscaya kita termasuk orang
– orang yang sangatlah beruntung dan boleh membanggakannya, karena dengan
begitu maka Allah SWT akan selalu berada didalam hati kita dan kita pasti
terhindar dari api neraka lan pasti “ Bakalan melbu Suwargo “ !!!
Amiiiiiiiiiiinn
. . . . . . .
-Mas
Rezky-
Sabtu, 23 November 2013
MENGENAL TIGA TANDA KEMATIAN
Mengenal Tiga Tanda Kematian
Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya'kub AS. Suatu
ketika Nabi Ya'kub berkata kepada malaikat maut. "Aku menginginkan sesuatu
yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita."
"Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat,
beri tahu aku." Malaikat maut berkata, "Baik aku akan memenuhi
permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan
mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka
kemudian berpisah.
Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian,
Nabi Ya'kub bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk
berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"
"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam."
Kisah tersebut mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita, yaitu memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.
Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185).
Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran [3]: 102).
Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh. "Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan." (HR Tirmidzi).
Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS Al-Baqarah [2]: 197).
-Mas Rezky-
AHLUSSUNNAH WAL JAM'AAH
Rasulullah berkata: “Sungguh,
aku tinggalkan kalian di atas yang putih bersih, malamnya seperti siangnya
(artinya sangat2 jelas). Tidak akan menyimpang daripadanya sepeninggalku
kecuali orang yang celaka.” (HR Ibnu Majah (1/16), Ahmad
(4/126), Al Hakim (1/175) )
“Barang siapa yang kalian hidup sepeninggalku, maka kalian akan menyaksikan perselisihan yang sangat banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang kepada sunnahku (ajaranku) dan sunnahnya para khulafaur rosyidin” (HR Abu Dawud 4608, Tirmidzi 2676, Ibnu Majah 44).
Umatku nanti akan terpecah menjadi 73 kelompok (HR Ahmad dan lainnya). Dalam riwayat Tirmidzi ada tambahan “semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu aku dan para sahabatku yang berada di atas jalan tersebut”
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (At taubah : 100)
“Barang siapa yang kalian hidup sepeninggalku, maka kalian akan menyaksikan perselisihan yang sangat banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang kepada sunnahku (ajaranku) dan sunnahnya para khulafaur rosyidin” (HR Abu Dawud 4608, Tirmidzi 2676, Ibnu Majah 44).
Umatku nanti akan terpecah menjadi 73 kelompok (HR Ahmad dan lainnya). Dalam riwayat Tirmidzi ada tambahan “semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu aku dan para sahabatku yang berada di atas jalan tersebut”
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (At taubah : 100)
Dari hadist2 di atas maka:
1. Sungguh islam sudah jelas dan terang, sesuatu itu menjadi tidak jelas dan membingungkan itu disebabkan karena “masih bodohnya” kita semua (sehingga janganlah malas untuk belajar dan bertanya) dan banyaknya syubhat yang bertebaran.
2. Salahkah saya apabila saya ingin selamat dari “fitnah”, saya menginginkan menjadi “golongan yang selamat” (firqoh an naajiyah) ?
3. Dari banyak nash, alqur’an maupun as sunnah (hadist), maka golongan yang selamat adalah “orang-orang yang berpegang teguh kepada alqur’an dan as sunnah sesuai dengan apa yang difahami dan di amalkan oleh oleh rosululloh dan para sahabatnya”. Sepakatkah kita dengan ini?
4. Mengapa tidak cukup bagi saya untuk mengatakan “berpegang teguh kepada alquran dan as sunnah “(titik) ?
jawabnya: karena semua orang islam atau kelompoknya pun berkata demikian. Tidak ingatkah kita dengan kelompok “khowarij” yang diperangi oleh Ali Rodhiyallohu anhu? Bukankah mereka sangat berpegang teguh kepada keduanya? bahkan “jargon” yang mereka bawa adalah “tidak ada hukum melainkan milik Allah” (al an’am : 57). Lalu dimana letak kesalahan kelompok khowarij? Salahkah Ali radhiyallohu anhu memerangi mereka? apakah kita akan katakan Ali Radhiyallohu anhu sebagai “tukang ribut”? apakah mereka (orang khowarij) tidak berpegang kepada al qur’an dan as sunnah?
Kita jawab : “mereka telah berpegang teguh..namun dengan pemahaman yang salah, bukan menurut pemahamannya nabi dan para sahabatnya.. Namun dengan pemahaman akalnya sendiri, kelompoknya sendiri atau pemimpinnya sendiri. Dan Ali ra. tidak salah, karena selain jihad terhadap orang2 kafir, kita juga diwajibkan untuk berjihad terhadap orang-orang yang memiliki pemikiran menyimpang. Dan itulah yang dilakukan olah para ulama’ dalam membantah pemikiran-pemikiran atau syubhat2 yang batil lewat tulisan2 mereka. Dan karena waktu itu ali rodhiyallohu anhu adalah amirul mu’minin, maka beliau bisa berjihad dengan tangannya (memeranginya)
Maka dengan tambahan “sesuai dengan pemahaman nabi dan para sahabatnya” itu akan dengan sendirinya memilah mana yang benar dan mana yang salah.
5. Lalu gimana saya tahu itu sesuai dengan pemahaman dan pengamalan nabi atau bukan?
Maka jawabnya: B E L A J A R
Bukalah, bacalah dan fahamilah kitab2 para ulama yang terpercaya atau mu’tabar, semisal Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Ath Thohawi, Al Qurthubi, Ibnul Jauzi, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dll. Dan juga ulama’2 sekarang semisal Syaikh Albani, Syaikh bin Baz, Syaikh Ibnu Utsaimin dll (semoga Alloh merahmati mereka semuanya). Maka akan antum temukan banyak “mutiara” yang terpendam di dalamnya dan penjelasan yang terang benderang, seterang matahari di siang bolong.
6. Tapi belajar bahasa arab kan perlu waktu lama, gimana nanti kalau saya mati sebelum bisa bahasa arab? Gimana saya bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah?
Jawabnya: Bacalah buku terjemahnya dari “penerjemah dan penerbit yang terpecaya”. Dan juga belajarlah dari guru atau ustadz yang juga “terpecaya” akan ilmu dan akhlaknya.
7. mengapa sih harus pake “terpercaya” segala?
Jawabnya:
Ingat perkataan nabi bahwasanya akan ada nanti da’i-da’i yang mereka menyeru pada neraka jahanam (kesesatan) (HR muslim 1847).
Dan juga perkataan seorang tabi’in bernama Muhammad bin Sirin mengatakan: “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” Beliau juga berkata: “Dahulu orang-orang tidak bertanya tentang sanad (rangkaian para rawi yang meriwayatkan) hadits, maka tatkala terjadi fitnah mereka mengatakan: sebutkan kepada kami sanad kalian, sehingga mereka melihat kepada Ahlussunnah lalu mereka menerima haditsnya dan melihat kepada ahlul bid’ah lalu menolak haditsnya.” (Riwayat Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya)
8. Nah..kesimpulannya, "Cara Beragama" (atau yang lebih dikenal dengan istilah “MANHAJ”) yang benar dan selamat adalah cara beragama dengan berpegang teguh kepada al qur’an dan as sunnah sebagaimana yang di fahami dan diamalkan oleh nabi dan para sahabatnya”.
Nah..untuk menyingkat itu maka sebutlah dengan istilah “MANHAJ SALAF”.
Kata salaf secara bahasa bermakna orang yg telah terdahulu dalam ilmu, iman, keutamaan dan kebaikan.
Adapun secara istilah, maka dia ialah sifat pasti yg khusus untuk para sahabat ketika dimutlakkan dan yang selain mereka diikutsertakan karena mengikuti mereka.
baca salaf dan salafiyah secara bahasa di sini..!
Dan orang yang meniti manhaj salaf disebut dengan salafy (dalam bahasa arab disebut dengan nisbah pelakunya). Seperti orang yang mengikuti fahamnya asy’ariyah disebut asy’ari, orang yang mengikuti madzhabnya imam Abu Hanifah disebut Hanafi, mengikuti imam Ahmad disebut Hambali.
9. Jadi, salaf adalah penisbatan kepada nabi dan para sahabatnya (yakni dalam beragama ini, baik keyakinan ataupun amalan). Sedangkan salafy adalah orangnya, yakni orang yang menisbahkan cara beragamannya dengan “salaf” yaitu nabi dan para sahabatnya.
10. terakhir…(afw agak panjang)
Mungkin ada yang bertanya: "tapi banyak sekarang yang mengaku bermanhaj salaf tapi kenyataannya…?"
Kita jawab: manhaj ini tidak butuh pada pengakuan, namun yang diperlukan bukti. seperti syair arab: “semua orang mengaku punya hubungan dengan laila, akan tetapi laila tidak mengakuinya”.
Maka ada 2 kemungkinan kalau ada orang yang mengaku bermanhaj salaf, namun kenyataaanya ucapan dan perbuatannya jauh dari manhaj salaf. Pertama: pengakuannya dusta. Kedua: pelakunya telah khilaf (setiap bani adam pasti punya salah). Maka celalah pelakunya (personnya), jangan antum hubungkan dengan mulianya “manhaj” ini.
Terakhir…..TERUSLAH BELAJAR…karena nabi bersabda: “barang siapa yang Allah ingin kehendaki baginya kebaikan, maka Allah akan fahamkan dia tentang masalah (ilmu) agama" (HR Bukhori dan Muslim).
Paling terakhir..bagi yang masih bingung antara “salaf” dengan “salafi” adalah seperti orang non muslim yang masih bingung antara “islam” dengan “muslim”. (awas..! jangan salah faham, nanti saya dikira takfir/ mengkafirkan, yaitu menyatakan orang yang masih bingung sama dengan non muslim. Tapi yang saya samakan adalah dari sisi “bingungnya”.
Maka janganlah islam ini dirusak dengan istilah “islam garis keras”, “islam moderat”, “islam militan” “islam nasionalis” dsb. ISLAM ya islam… dengan segala keagungan syariatnya. Maka kalau ada orang islam (muslim) yang suka NGEBOM (baca “teror"), suka nyuri, kolot, jorok, pemalas….maka CELALAH PELAKUNYA. Dan jangan kau hubungkan sedikitpun dengan mulianya syari’at ini.
Dan ketika semua orang mengaku dirinya adalah beragama islam, namun kenyataannya mereka memahaminya hanya dengan akal mereka sendiri, kelompoknya, pemimpinnya dan hawa nafsunya sendiri, maka salahkah bila kita mengatakan bahwa islam yang benar adalah islam yang sesuai dengan apa yang pernah difahami dan diamalkan oleh rosululloh dan para sahabatnya?
Saya tidak sedang menyatakan pembenaran atas diri saya sendiri, karena meskipun saya mengaku bermanhaj salaf (salafy), namun sebagaimana manusia biasa, saya juga tak luput dari khilaf. Namun saya sedang menyatakan pembenaran atas cara beragama atau manhaj yang benar.
Mudah2an komentar ini bermanfaat untuk kita semuanya… dan afwan apabila ada kata2 yang mungkin kasar atau kurang pas, sekali lagi itu karena kekhilafan dan kebodohan saya, bukan karena jeleknya atau kurang sempurnanya "manhaj salaf" ini dalam metode menasehati atau amar ma’ruf nahi munkar.
-Mas Rezky-
ISTILAH DALAM HADIST
Istilah Hadist
§ Muttafaq Alaih (disepakati atasnya) yaitu hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama,
dikenal dengan Hadits Bukhari dan Muslim
§
Hadits Matruk, yang berarti hadits
yang ditinggalkan yaitu Hadits yang hanya dirwayatkan oleh seorang perawi saja
dan perawi itu dituduh berdusta.
§
Hadits Mungkar, yaitu hadits yang
hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan
hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya/jujur.
Inilah Manfaat Wudhu bagi Kesehatan
Inilah Manfaat Wudhu bagi Kesehatan
Ibadah
wudhu tampaknya sepele dan mudah dilakukan. Karena itu, banyak umat Islam yang
memandangnya biasa-biasa saja. Padahal, bila wudhu dikerjakan tidak sempurna,
shalatnya pun tidak akan diterima (HR Bukhari No 135 dan Muslim No 224-225).
Kendati
sederhana, manfaatnya sangat besar. Itulah yang dibuktikan oleh para ahli
kesehatan dunia. Salah satunya adalah Prof Leopold Werner von Ehrenfels,
seorang psikiater sekaligus neurolog berkebangsaan Austria. Ia menemukan sesuatu yang
menakjubkan dalam wudhu karena mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh
manusia. Karena keselarasan air dengan wudhu dan titik-titik syaraf, kondisi
tubuh senantiasa akan sehat. Dari sinilah ia akhirnya memeluk Islam dan mengganti
namanya menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
Ulama
fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara
kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudhu-seperti
tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki –memang paling banyak bersentuhan
dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu
yang harus dibasuh.
Mokhtar
Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and Soul menjelaskan, wudhu
bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh
bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Kemudian,
apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu), bahan kimia itu akan
larut. Selain itu, jelasnya, wudhu juga menyebabkan seseorang menjadi tampak
lebih muda.
Berbagai
penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa munculnya penyakit kulit disebabkan
oleh rendahnya kebersihan kulit. Karena itu, orang yang memiliki aktivitas
padat (terutama di luar ruangan) disarankan untuk sesering mungkin membasuh
atau mencuci anggota badannya yang terbuka, seperti kepala, muka, telinga,
hidung, tangan, dan kaki.
Sebab,
penyakit kulit umumnya sering menyerang permukaan kulit yang terbuka dan jarang
dibersihkan, seperti di sela-sela jari tangan, kaki, leher, belakang telinga,
dan lainnya. Karena itu, Mochtar Salem memberi saran agar anggota tubuh yang
terbuka senantiasa dibasuh atau dibersihkan dengan menggunakan air.
Rasul
SAW menyatakan, wajah orang yang berwudhu itu akan senantiasa bercahaya.
Rasulullah akan mengenalinya nanti pada hari kiamat karena bekas wudhu.
"Umatku nanti kelak pada hari kiamat bercahaya muka dan kakinya karena
bekas wudhu."
Muhammad
Kamil Abd Al-Shomad, yang mengutip sumber dari Al-I'jaz Al-Ilmiy fi Al-Islam wa
Al-Sunnah AlNabawiyah, menjelaskan bahwa manfaat semua hal yang diperintahkan
dalam wudhu sangatlah besar bagi tubuh manusia. Mulai dari membasuh tangan dan
menyela-nyela jari, berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam lubang hidung,
membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala, membasuh
telinga, hingga membasuh kaki hingga mata kaki.
Buya
Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya Lentera Hidup menuliskan
keutamaan wudhu. "Sekurang-kurangnya lima
kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan
mengerjakan shalat. Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan pula
memperbaruinya. Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu. Mencuci
muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya berbuat
dosa ketika melihat, berkata, dan makan.
Mencuci
tangan dengan air dalam hati dirasa seakanakan membasuh tangan yang telanjur
berbuat salah. Membasuh kaki dan lain-lain demikian pula. Mereka memperbuat
hikmat-hikmat itu meskipun dalam hadis dan dalil tidak ditemukan.
Tujuannya
adalah supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, sementara batinnya
masih tetap kotor. Hati yang masih tamak, loba, dan rakus, kendati sudah
berwudhu, maka wudhunya lima
kali seharisemalam itu berarti tidak berbekas dan tidak diterima oleh Allah
SWT, dan shalatnya pun tidak akan mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan
fakhsya' (keji) dan mungkar (dibenci)."
Buya
Hamka menambahkan, wudhu itu dapat menyehatkan badan. "Bukanlah kita hidup
ini untuk mencari pujian dan bukan pula supaya kita paling atas di dalam segala
hal. Meskipun itu tidak kita cari, kalau kita senantiasa menjaga kebersihan, kita
akan dihormati orang juga."
Mencegah
penyakit Bila kita mencermati dan mempelajari sejarah hidup Rasulullah SAW,
seperti yang diungkapkan Muhammad Husein Haykal dalam bukunya Hayatu Muhammad,
sepanjang hidupnya Rasulullah SAW tak pernah menderita penyakit, kecuali saat
sakaratul maut hingga wafatnya. Hal ini menunjukkan bahwa wudhu dengan cara
yang benar niscaya dapat mencegah berbagai macam penyakit.
Menurut
sejumlah penelitian, berwudhu itu dapat menghilangkan berbagai macam penyakit.
Misalnya, penyakit kanker, flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala,
telinga, pegal, linu, mata, sakit gigi, dan sebagainya.
Dalam
penelitian yang dilakukan Muhammad Salim tentang manfaat wudhu untuk kesehatan,
terungkap bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar akan mencegah
seseorang dari segala penyakit. Dalam penelitiannya itu, Muhammad Salim juga
menganalisis masalah kesehatan hidung dari orang-orang yang tidak berwudhu dan
yang berwudhu secara teratur selama lima
kali dalam sehari untuk mendirikan shalat.
Salim
mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis
kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan selama berbulan-bulan. Berdasarkan
analisisnya, lubang hidung orang-orang yang tidak berwudhu memudar dan
berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta
permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap.
Adapun
orang-orang yang teratur dalam berwudhu, ungkap Salim, permukaan rongga
hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu. "Sesungguhnya, cara
berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan, berkumur-kumur, lalu
mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya. Langkah
ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali secara bergantian," kata Salim.
Dari
penelitiannya ini pula, Muhammad Salim berhasil meraih gelar master dari
Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariyah, Kairo, Mesir. Jauh sebelum adanya
penelitian ini, Rasul SAW pernah bersabda, "Sempurnakan wudhu, lakukan
istinsyaq (memasukkan air ke hidung), kecuali jika kamu berpuasa."
-Mas
Rezky-
IJTIHAD ADALAH
Ijtihad
Ini adalah versi stabil,
diperiksa pada tanggal 1 November 2010.
Ada 2 perubahan tertunda menunggu peninjauan.
Ijtihad (Arab: اجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa
dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan
suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat
menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Namun
pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya
dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan
ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau
pada suatu waktu tertentu.
Fungsi Ijtihad
Meski Al
Quran sudah diturunkan secara sempurna dan lengkap, tidak berarti semua hal
dalam kehidupan manusia diatur secara detil oleh Al Quran maupun Al Hadist.
Selain itu ada perbedaan keadaan pada saat turunnya Al Quran dengan kehidupan
modern. Sehingga setiap saat masalah baru akan terus berkembang dan diperlukan
aturan-aturan baru dalam melaksanakan Ajaran Islam dalam kehidupan beragama
sehari-hari.
Jika
terjadi persoalan baru bagi kalangan umat Islam di suatu tempat tertentu atau
di suatu masa waktu tertentu maka persoalan tersebut dikaji apakah perkara yang
dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadist. Sekiranya sudah ada maka persoalan tersebut harus mengikuti ketentuan
yang ada sebagaimana disebutkan dalam Al Quran atau Al Hadits itu. Namun jika
persoalan tersebut merupakan perkara yang tidak jelas atau tidak ada
ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist, pada saat itulah maka umat Islam
memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah mereka
yang mengerti dan paham Al Quran dan Al Hadist.
Jenis-jenis ijtihad
Ijma'
Ijma'
artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum
hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang
terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara
ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah
fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk
diikuti seluruh umat.
Qiyâs
Qiyas
artinya menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu
perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan
dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu
sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila
memang terdapat hal hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa
sebelumnya
- Beberapa definisi qiyâs (analogi)
- Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangnya, berdasarkan titik persamaan diantara keduanya.
- Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui suatu persamaan diantaranya.
- Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di dalam [Al-Qur'an] atau [Hadis] dengan kasus baru yang memiliki persamaan sebab (iladh).
Istihsân
- Beberapa definisi Istihsân
- Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fikih), hanya karena dia merasa hal itu adalah benar.
- Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan olehnya
- Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak.
- Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan.
- Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang ada sebelumnya.
Maslahah murshalah
Adalah
tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskhnya
dengan pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik
manfaat dan menghindari kemudharatan.
Sududz Dzariah
Adalah
tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentinagn
umat.
Istishab
Adalah
tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa
mengubahnya.
Urf
Adalah
tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat
setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan
prinsipal dalam Alquran dan Hadis.
-Mas Rezky-
KEUTAMAAN BERSHOLAWAT
Fadilah (keutamaan) bershalawat atas Nabi
Sebagaimana
dinyatakan dalam Al-Quran bahwa Allah Swt. dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat atas Nabi Muhammad Saw., seperti terlihat dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersha-lawat untuk Nabi...
." (QS.33:56).
Penggalan ayat ini
menunjukkan bahwa Allah Swt. melimpahkan rahmat bagi Nabi Muhammad Saw. dan
para malaikat memintakan ampunan bagi Nabi Muhammad Saw. Karena itu, pada
lanjutan ayat tersebut, Allah Swt. menyuruh orang-orang mukmin supaya
bershalawat dan memberi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.: "...Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya."
Untuk mengetahui
keutamaan apakah yang diperoleh orang-orang yang bershalawat, baiklah kita
perhatikan maksud-maksud hadis yang di bawah lni.
Bersabda Nabi Saw :
"Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).
"Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
"Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
"Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
"Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).
Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."
Bersabda Nabi Saw :
"Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).
"Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
"Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
"Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
"Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).
Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."
Al-Ghazali didalam
kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari
kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku
menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan
menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk
beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata
kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu
itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya
dengan ucapan salam untuk beliau."
Diriwayatkan dari
Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi,
lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi
Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan
ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh
para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para
pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari
keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"
Dalam kitab yang
sama (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya
pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya
mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di
dalamnya ter-cakup :
1. Pembaharuan iman kepada Allah.
2. Pembaharuan iman kepada Rasul.
3. Pengagungan terhadap Rasul.
4. Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
5. Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
6. Dzikrullah.
7. Menyebut orang-orang yang shalih.
8. Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
9. Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
10. Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah
1. Pembaharuan iman kepada Allah.
2. Pembaharuan iman kepada Rasul.
3. Pengagungan terhadap Rasul.
4. Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
5. Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
6. Dzikrullah.
7. Menyebut orang-orang yang shalih.
8. Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
9. Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
10. Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah
Masih banyak
keutamaan-keutamaan bagi orang-orang yang melakukan atau membaca shalawat atas
Nabi. Namun penyusun hanya menukil beberapa hadis dan qawl (perkataan) ulama.
Adapun faedah atau
manfaat bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. sebagaimana dijelaskan hadis-hadis
di atas terdapat sembilan belas perkara, yakni:
1. Memperoleh curahan rahmat dan kebajikan dari pada Allah Swt.;
2. Menghasilkan kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan kejahatan;
3. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, apabila kita membacanya 100 Kali;
4. Menjauhkan kerugian, penyesalan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih;
5. Mendekatkan diri kepada Allah;
6. Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak;
7. Menghasilkan syafa'at;
8. Memperoleh penyertaan dari Malaikat rahmah;
9. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi; Seseorang yang bershashalawat dan bersalam kepada Nabi, shalawat dan salamnya itu disampaikan kepada Nabi;
10. Membuka kesempatan berbicara dengan Nabi Saw.;
11. Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan meluaskan rezeki;
12. Melapangkan dada. Apabila seseorang membaca shalawat 100 kali, maka Allah akan melapangkan dadanya dan memberikan penerangan yang sinar seminarnya ke dalam hatinya;
13. Menghapuskan dosa. Apabila seseorang membaca dengan tetap tiga kali setiap hari, maka Allah akan menghapuskan dosanya;
14. Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah;
15. Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Apabila seseorang bershalawat di hari Jumat, maka Tuhan akan memberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda;
16. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah.
17. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah;
18. Melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan di hari mahsyar;
1. Memperoleh curahan rahmat dan kebajikan dari pada Allah Swt.;
2. Menghasilkan kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan kejahatan;
3. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, apabila kita membacanya 100 Kali;
4. Menjauhkan kerugian, penyesalan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih;
5. Mendekatkan diri kepada Allah;
6. Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak;
7. Menghasilkan syafa'at;
8. Memperoleh penyertaan dari Malaikat rahmah;
9. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi; Seseorang yang bershashalawat dan bersalam kepada Nabi, shalawat dan salamnya itu disampaikan kepada Nabi;
10. Membuka kesempatan berbicara dengan Nabi Saw.;
11. Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan meluaskan rezeki;
12. Melapangkan dada. Apabila seseorang membaca shalawat 100 kali, maka Allah akan melapangkan dadanya dan memberikan penerangan yang sinar seminarnya ke dalam hatinya;
13. Menghapuskan dosa. Apabila seseorang membaca dengan tetap tiga kali setiap hari, maka Allah akan menghapuskan dosanya;
14. Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah;
15. Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Apabila seseorang bershalawat di hari Jumat, maka Tuhan akan memberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda;
16. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah.
17. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah;
18. Melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan di hari mahsyar;
Memenuhi satu hak
Nabi, atau menunaikan suatu tugas ibadat yang diwajibkan atas kita Apabila
sese-orang tidak bershalawat, berartilah ia enggan memenuhi suatu haq Nabi yang
wajib ia penuhi
-Mas Rezky-
Fadhilah - Keutamaan - Rahasia Ayat Kursi
Fadhilah - Keutamaan - Rahasia Ayat Kursi
Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Kekal
lagi terus menerus mengurus makhlukNya, tidak mengantuk dan tidak tidur
KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang meraka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi,
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. (QS : Al-Baqarah : 255)
Ayat ini diturunkan setelah hijrah. Semasa
penurunannya ia telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat karena kebesaran dan
kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga menjadi gempar kerana adanya satu
perintang dalam perjuangan mereka. Rasullah s.a.w. dengan segera memerintahkan
Zaid bin Tsabit menulis serta menyebarkannya.
Beberapa Fadhilah Ayat Al-Kursi :
- Siapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sholat fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar masuk rumah atau hendak musafir, insyaAllah akan terpeliharalah dirinya dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah s.w.t.
- Mengikut keterangan dari kitab “Asraarul Mufidah” sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darajatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah.
- Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, Insya-Allah, Allah akan mencerdaskan akal fikirannya serta memudahkannya menerima ilmu pengetahuan.
- Rasullullah s.a.w. bersabda bermaksud: “Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran di depan matanya.
- Sabda baginda lagi; “Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi jumaat, kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar.”
- Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad.
- Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan.
- Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah.
- Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanannya.
- Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, insya-Allah akan menyebabkan syaitan dan jin terbakar.
- Jika anda berpindah ke rumah baru maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu sebaiknya anda membaca ayat Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin.
- Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.
- Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sholat yang lain.
- Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sholat, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah2 di sekitarnya.
- Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sholat Fardhu, Allah menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur perbuatan2 orang yang benar, pahala nabi2 juga Allah melimpahkan padanya rahmat.
- Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.
- Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza wajalla akan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid.
- Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan niscaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya Dari Abdullah bin ‘Amr r.a.
- Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istikamah setiap kali selesai sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian, kebakaran dan kekaraman.
- Terdapat keterangan dalam kitab-kitab Asrarul Mufidah:Barang siapa mengamalkan membaca ayat Kursi,setiap kali membaca sebanyak 18 kali,insyaAllah dia akan hidup berjiwa Tauhid,dibukakan dadanya dengan berbagai hikmat,dimudahkan rizkinya,dinaikkan martabatnya,diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang selalu segan kepadanya,dipeliharakan dari segala bencana dengan izin Allah SWT.
- Syekh Abul
‘Abbas Al-Bunni menerangkan:”Siapa membaca ayat Kursi sebanyak hitungan
kata-katanya,yaitu 50 kali,ditiupkan pada air hujan kemudian
diminumnya,maka insyaAllah,Allah SWT mencerdaskan akalnya dan
memudahkannya faham pada ilmu yang dipelajarinya.
(terdapat dalam kitab Khazinatul Asrar). - Syekh
Al-Bunni menerangkan:”Siapa yang membaca ayat Kursi sebanyak hitungan
hurufnya,yaitu 170 huruf,maka insyaAllah,Allah SWT akan memberikan pertolongan
pada hal dan menunaikan segala hajatnya dan melapangkan
pikiran-pikirannya,diluluskan rizkinya,dihilangkan kedukaannya,dan
diberikan apa yang dituntutnya.
(terdapat dalam tafsir Al-Qudsi). - Barangsiapa
membaca ayat Kursi ketika hendak tidur,maka Allah SWT mewakilkan kepada
dua malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi.
Demikian sabda nabi Muhammad SAW dari Abi Qutadah. - Abdurrahman
bin ‘Auf menerangkan:
Bahwa ia apabila masuk kerumahnya,dibacanya ayat Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga dan pendinding syaitan.
(terdapat dalam tafsir Al-Qudsi). - Yang
terafdhal diantara surah-surah dalam Al-Qur’an adalah Suratul Baqarah dan
yang terbesar diantara ayat-ayat dalam surah Al-Baqarah ialah ayat
Kursi.Sesungguhnya syaitan melarikan diri dari rumah yang didalamnya
dibaca suratul Baqarah.
(terdapat dalam kitab Durrulmantsur). - Syaikhul
Kabir Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan:
Bahwa siapa yang membaca ayat Kursi sebanyak 1000 kali dalam sehari semalam kemudian dawam (kontinyu) membacanya sampai 40 hari,maka demi Allah dan demi Rasulullah dan demi Al-Qur’an yang mulia,Allah akan membukakan baginya pandangan rohani,dihasilkan yang dimaksud dan diberi pengaruh kepada manusia.
(terdapat dalam kitab Khawasul Qur’an). - Bahwa siapa
yang membaca 4 ayat pada permulaan suratul Baqarah dan ayat Kursi,ditambah
2 ayat setelah ayat Kursi kemudian ditutup dengan 3 ayat pada akhir
suratul Baqarah,maka ia dan keluarganya tidak didekati syaitan,dan jika
dibacakan pada orang gila,niscaya akan sembuh dengan seizin Allah SWT.
(terdapat dalam kitab itqan). - Siapa yang
membaca ayat Kursi secara kontinyu setiap kali selesai sembahyang
fardhu,setiap pagi dan petang,setiap kali masuk kerumah dan kepasar,setiap
kali masuk ketempat tidur dan pergi musafir,insyaAllah ia akan diamankan
dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja kejam,diselamatkan dari
kejahatan manusia dan kejahantan binatang2 yang memudharatkan.Terpelihara
dirinya dan keluarganya,anak2nya,hartanya,rumahnya dari kecurian,kekaraman
dan kebakaran.Didapatny keselamatan dan kesehatan jasmaninya dengan izin
Allah SWT yg Hidup dan Berdiri Sendiri.
(terdapat dalam kitab Khawasul Qur’an kaya Imam Ghazali). - Ayat kursi
mengandung keistimewaan,didalamnya terdapat ismul-a’zam,tersusun dalam 50
kata-kata,terdapat 17 nama Tuhan dhahir dan dhamir,terdapat 17 huruf mim
dan 17 huruf wawu.Ayat Kursi membahas ke-Esaan dzat Allah SWT dan
kesempurnaan sifat-sifatnya.
(Abdullah Al-Qurtubi)
DZIKIR, WIRID DAN DO'A ITU BEDA !!!
Postingan ane dulu banget gan: |
Dzikir
Akbar di Masjid Baiturrahman Aceh dihadiri ulama besar dari Yaman, Habib Umar
bin Hafidz, yang memimpin langsung dzikir akbar lalu. Sedangkan Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memberikan ceramah
agama dengan tema ”Pentingnya dzikir, doa, dan wirid”.
Kehadiran Ketua Umum PBNU ini mendapatkan sambutan yang cukup meriah dari hadirin, terlebih seusai Kang Said menyampaikan ceramahnya. “Ini adalah kehadiran saya yang pertama kali di Aceh sebagai Ketua Umum PBNU. Alhamdulillah saya diterima dengan sangat baik di sini,” ujarnya. “Dzikir adalah apapun yang membuat kita ingat kepada Allah. Dzikir itu taqarrub (mendekat, red) kepada Allah. Lalu doa adalah kegiatan ibadah atau penghambaan kepada Sang Khaliq. Dalam doa kita mengajukan permohonan kepada Allah. Sedangkan wirid adalah membaca atau menjalankan bacaan tertentu untuk mendapatkan emanasi dan iluminasi. Jadi ketiganya berbeda,” papar Kang Said dalam ceramahnya. Kang Said melanjutkan, “Kalau ilmu hikmah tashawwuf juga berbeda, meski dalam beberapa hal sepertinya sama. Ilmu hikmah adalah menjalankan sesuatu untuk memperoleh sesuatu. Bahkan kitabnya ada sendiri, seperti Syamsul Ma’arif dan Mujarrobat. Tokohnya seperti Imam Al Buni. Sedangkan tashawwuf adalah proses mencari kedudukan hati. Tashawwuf adalah jalan menuju taubat, wara’, dan zuhud.” Sebelumnya, Kang Said didampingi Rais Syuriah PWNU Aceh KH Wahid Nur Zahri dan Ketua Tanfidziyyah PWNU Aceh Tengku Faisal meninjau lokasi yang nantinya akan dibangun Kantor PWNU Aceh dan madrasah. “Luas tanah untuk kantor PWNU adalah 9 x 24 meter, sedangkan untuk madrasah 2500 meter persegi. Semoga kehadiran Kang Said membawa berkah dan pembangunannya segera selesai,” ujar Tengku Faisal. KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa Aceh punya andil besar dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini. “Selain sumbangsih dana yang tidak kecil, tentu kita tidak akan lupa bahwa Aceh menyumbangkan dua pesawat terbang Selawah,” ujar Kang Said. Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela pengukuhan lembaga-lajnah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh yang turut hadir Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar, mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh dan para ulama di provinsi tersebut. Kang Said juga menyerukan agar pemerintah melibatkan semua komponen masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. “Berbagai persoalan bangsa yang sedang dihadapi negara saat ini seperti krisis moral, hendaknya melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam mencari solusi ke arah yang lebih baik,” katanya. Kang Said melanjutkan, keterlibatan organisasi kemasyarakatan dalam menangani berbagai persoalan bangsa, diyakini akan mampu menyelesaikan berbagai krisis moral yang terjadi di negara mayoritas berpenduduk muslim tersebut. “Persoalan bangsa yang sedang kita hadapi, merupakan tugas semua pihak untuk menyelesaikannya, bukan milik satu kelompok,” jelas pria kelahiran Cirebon ini. Karena itu, keikutsertaan komponen masyarakat merupakan upaya mewujudkan berbagai pembangunan secara menyeluruh di masa mendatang. “Jika pemerintah tidak melibatkan masyarakat, maka pembangunan yang dilakukan tidak berjalan maksimal,” katanya. Ia menambahkan, PBNU terus berupaya meningkatkan pembangunan melalui prinsip pendidikan Islam, sehingga upaya memperbaiki moral bangsa dapat terus membaik. “Meningkatnya akhlak dan keimanan umat, akan melahirkan generasi yang lebih baik dan taat kepada berbagai hukum yang berlaku,” tegas Kang Said. |
Langganan:
Postingan (Atom)