Rabu, 26 Maret 2014

DR. Drs. H. Abdul Wahid, S.Ag., SH., MH PENCETAK MAHASISWA UNGGUL di Malang



DR. Drs. H. Abdul Wahid, S.Ag., SH., MH
PENCETAK MAHASISWA UNGGUL di Malang
Oleh : Dzulfikar Rezky, SH
Maret 2014 (01:21 wib)

Sosok lelaki paruh baya yang memiliki senyuman manis khas pencetak kader kritis, beliau adalah guru, dosen, teman, sahabat, orang tua, dan tauladan yang lengkap sekali disaat saya menimba ilmu di kota bunga Malang. Dosen sekaligus penulis diberbagai jenis media tulisan, baik itu artikel, makalah, jurnal, buku dan pedoman-pedoman akademik lain. Beliau adalah pria yang terlahir di  Lamongan Jawa Timur. Perkenalan saya dengan Bapak dimulai ketika saya duduk di bangku semester empat saat itu di fakultas hukum Unisma Malang.
Pertama tidak ada kesan yang mendalam disaat saya sedang diajar beliau di kelas, namun seiring berjalannya waktu, melihat dan merasakan cara pengajaran beliau yang begitu berbeda, saya mulai jatuh hati dalam tambatan ilmu yang luas. Beliaulah pertama kali yang membuat saya merasa bangga menjadi mahasiswa fakultas hukum unisma. Beliau memiliki api penyulut semangat para mahasiswa yang diajarnya.
Ternyata bukan hanya di fakultas hukum saja, beliau juga merangkap mengajar di fakultas ilmu syari’ah dan pendidikan agama islam. Selain itu juga beliau pada waktu itu menjabat sebagai Ketua LPITI UNISMA. Gayanya yang terkesan apa adanya dengan gerak jalan yang sedikit di ayun, beliau menapaki dunia dengan kepastian berfikir dan ketepatan suara hati. Banyak sekali bahkan hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Malang sangat kagum terhadap beliau. Bagaikan brahmana yang sedang di sanjung-sanjung oleh para dewa di kahyangan dewa indra.
Teman sejawat dan seprofesi juga lawan ataupun kawan beliau selalu menaruh rasa hormat dan terkesan kalah ketika beliau hadir dalam suatu momen atau atmosfer pengajar Unisma. Bukan hanya dosen dan karyawan saja. Bapak DR. Drs. H. Abdul Wahid, SH, MH namanya juga sangat terkenal seantero nusantara, tulisan-tulisan beliau selalu mewarnai wajah-wajah koran nasional. Beliau juga pernah diundang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Kagum dan takjub melihat sepak terjang beliau mengubah dan membenahi dunia dengan kata-kata. Bapak itulah cara saya memanggil beliau jika diluar kampus. Saya sering sekali bahkan hampir setiap hari datang kerumah beliau setelah sholat magrib. Disana selain mendapat makan saya juga mendapat ilmu tentang kehidupan serta semangat untuk terus menulis dengan wawasan yang saya miliki.
Warna kehidupan keluarga bapak begitu indah, ibu Nadhifah Wahid, Mbak Fit, Ulum, dan Arin Adeku yang selalu manja dan lucu. Bergetar pilu rasa hati ini ketika mengingat memori indah bersama keluarga bapak. Menangis mungkin akan saya lakukan jika nanti Allah memberikan umur panjang dan mempertemukan kita kembali.
Berjalan jalan bersama ke alun-alun kota batu makan ketan legenda, makan lalapan di lamongan, jamuan luarbiasa di kampung halaman bapak yang pernah saya diajak kesana bersama ibu, dek arin dan komandan faisol(kakanda).
Bapak, malam ini aku terbangun dari tidur karena memimpikannmu. Bapak salah dan lupa itulah kekurangannku. Bapak tidak perlu membenarkanku. Sebagai mahasiswa dan anak aku kembali mengucap maaf jika ada perbuatan atau kata-kataku yang kurang pas di hati bapak.
Do’akan ananda bisa menjadi mahasiswa dan anakmu yang membanggakan.
Sholawat seribu kali setiap hari tetap terus aku amalkan.
Wajah bapak, ibu, mbak fit, ulum, dek arin, dan Kangmas Faisol selalu terbayang dipikiranku setiap hari. Hanya do’a dan keselamatan yang bisa aku kirimkan pada kalian disana.

Bapak... pintaku hanya satu, “AKU INGIN TERUS MELIHATMU MENCETAK KADER-KADER UNGGUL YANG BERAKHLAKUL KARIMAH”
BAPAK SALAM PADA SEMUA KELUARGA DAN HANDAI TAULAN DISANA :
1.      Kombespol Tofan
2.      Pak taufik
3.      Kang Faiz
4.      Takul
5.      Rio
6.      Pak min
7.      Pak umar
8.      Bu Mirin
9.      Bu Nur
10.  Bu diyan
11.  Bu diyah
12.  Mas abid
13.  Pak afandi
14.  Cak ron
15.  Ustadz Zamil
16.  Pak muhibbin
17.  Pak sunardi
18.  Pak Lis
19.  Mbak Nuri
20.  Dan semuanya yang semakin saya ingat semakin berat rasa rindu ini pada kalian.
Untuk ibu Nadhifah Wahid, termikasih masakan-masakannya, kopinya, keceriaannya. Ibu the best dah pokoknya.Tulisan ini langsung diposting tanpa saya edit, kemurnian dan keihklasan adalah ajaran utama dari DR. Drs. H. Abdul Wahid, SH, MH kepada saya. SIIIIIIAAAP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar