DR.
Drs. H. Abdul Wahid, S.Ag., SH., MH
PENCETAK MAHASISWA UNGGUL di Malang
Oleh : Dzulfikar Rezky, SH
Maret 2014 (01:21 wib)
PENCETAK MAHASISWA UNGGUL di Malang
Oleh : Dzulfikar Rezky, SH
Maret 2014 (01:21 wib)
Sosok lelaki paruh baya
yang memiliki senyuman manis khas pencetak kader kritis, beliau adalah guru,
dosen, teman, sahabat, orang tua, dan tauladan yang lengkap sekali disaat saya
menimba ilmu di kota bunga Malang. Dosen sekaligus penulis diberbagai jenis
media tulisan, baik itu artikel, makalah, jurnal, buku dan pedoman-pedoman
akademik lain. Beliau adalah pria yang terlahir di Lamongan Jawa Timur. Perkenalan saya dengan
Bapak dimulai ketika saya duduk di bangku semester empat saat itu di fakultas
hukum Unisma Malang.
Pertama tidak ada kesan
yang mendalam disaat saya sedang diajar beliau di kelas, namun seiring
berjalannya waktu, melihat dan merasakan cara pengajaran beliau yang begitu
berbeda, saya mulai jatuh hati dalam tambatan ilmu yang luas. Beliaulah pertama
kali yang membuat saya merasa bangga menjadi mahasiswa fakultas hukum unisma.
Beliau memiliki api penyulut semangat para mahasiswa yang diajarnya.
Ternyata bukan hanya di
fakultas hukum saja, beliau juga merangkap mengajar di fakultas ilmu syari’ah
dan pendidikan agama islam. Selain itu juga beliau pada waktu itu menjabat sebagai
Ketua LPITI UNISMA. Gayanya yang terkesan apa adanya dengan gerak jalan yang
sedikit di ayun, beliau menapaki dunia dengan kepastian berfikir dan ketepatan
suara hati. Banyak sekali bahkan hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Islam Malang sangat kagum terhadap beliau. Bagaikan brahmana yang
sedang di sanjung-sanjung oleh para dewa di kahyangan dewa indra.
Teman sejawat dan
seprofesi juga lawan ataupun kawan beliau selalu menaruh rasa hormat dan
terkesan kalah ketika beliau hadir dalam suatu momen atau atmosfer pengajar
Unisma. Bukan hanya dosen dan karyawan saja. Bapak DR. Drs. H. Abdul Wahid, SH,
MH namanya juga sangat terkenal seantero nusantara, tulisan-tulisan beliau
selalu mewarnai wajah-wajah koran nasional. Beliau juga pernah diundang oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Kagum dan takjub
melihat sepak terjang beliau mengubah dan membenahi dunia dengan kata-kata.
Bapak itulah cara saya memanggil beliau jika diluar kampus. Saya sering sekali
bahkan hampir setiap hari datang kerumah beliau setelah sholat magrib. Disana
selain mendapat makan saya juga mendapat ilmu tentang kehidupan serta semangat
untuk terus menulis dengan wawasan yang saya miliki.
Warna kehidupan
keluarga bapak begitu indah, ibu Nadhifah Wahid, Mbak Fit, Ulum, dan Arin Adeku
yang selalu manja dan lucu. Bergetar pilu rasa hati ini ketika mengingat memori
indah bersama keluarga bapak. Menangis mungkin akan saya lakukan jika nanti
Allah memberikan umur panjang dan mempertemukan kita kembali.
Berjalan jalan bersama
ke alun-alun kota batu makan ketan legenda, makan lalapan di lamongan, jamuan
luarbiasa di kampung halaman bapak yang pernah saya diajak kesana bersama ibu,
dek arin dan komandan faisol(kakanda).
Bapak, malam ini aku
terbangun dari tidur karena memimpikannmu. Bapak salah dan lupa itulah
kekurangannku. Bapak tidak perlu membenarkanku. Sebagai mahasiswa dan anak aku
kembali mengucap maaf jika ada perbuatan atau kata-kataku yang kurang pas di
hati bapak.
Do’akan ananda bisa
menjadi mahasiswa dan anakmu yang membanggakan.
Sholawat seribu kali
setiap hari tetap terus aku amalkan.
Wajah bapak, ibu, mbak
fit, ulum, dek arin, dan Kangmas Faisol selalu terbayang dipikiranku setiap
hari. Hanya do’a dan keselamatan yang bisa aku kirimkan pada kalian disana.
Bapak... pintaku hanya satu, “AKU INGIN TERUS
MELIHATMU MENCETAK KADER-KADER UNGGUL YANG BERAKHLAKUL KARIMAH”
BAPAK SALAM PADA SEMUA KELUARGA DAN HANDAI TAULAN DISANA
:
1. Kombespol
Tofan
2. Pak
taufik
3. Kang
Faiz
4. Takul
5. Rio
6. Pak
min
7. Pak
umar
8. Bu
Mirin
9. Bu
Nur
10. Bu
diyan
11. Bu
diyah
12. Mas
abid
13. Pak
afandi
14. Cak
ron
15. Ustadz
Zamil
16. Pak
muhibbin
17. Pak
sunardi
18. Pak
Lis
19. Mbak
Nuri
20. Dan
semuanya yang semakin saya ingat semakin berat rasa rindu ini pada kalian.
Untuk ibu Nadhifah Wahid, termikasih
masakan-masakannya, kopinya, keceriaannya. Ibu the best dah pokoknya.Tulisan
ini langsung diposting tanpa saya edit, kemurnian
dan keihklasan adalah ajaran utama dari DR. Drs. H. Abdul Wahid, SH, MH
kepada saya. SIIIIIIAAAP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar